Napoli baru saja mengalami penurunan dalam perburuan gelar setelah ditahan imbang 1-1 oleh Udinese di kandang sendiri. Salah satu pemain yang mencuri perhatian dalam pertandingan ini adalah bek Thomas Kristensen.
Penampilan impresif dari pemain asal Denmark ini sangat mengesankan, terutama saat menghadapi serangan bintang yang dipimpin oleh Romelu Lukaku, Matteo Politano, dan David Neres. Kristensen berhasil mencatatkan satu tembakan yang diblok, dua tekel yang berhasil, serta dua clearance, dan menyelesaikan 15 dari 21 operan yang dilakukannya. Dia juga berhasil memenangkan 3 dari 4 duel udara. Kristensen didatangkan Udinese dari Aarhus Gymnastikforening (AGF), klub juara Denmark lima kali, pada hari terakhir jendela transfer musim panas 2023 dengan biaya sebesar €5 juta. “Banyak klub yang tertarik untuk merekrut saya, tetapi Udinese sangat menginginkan saya, dan itu adalah kesempatan yang tidak bisa saya dan klub tolak. Ini adalah kecocokan yang baik, dan saya sudah banyak bermain di Udinese dan menunjukkan banyak hal positif di Serie A,” ujarnya.
Musim pertamanya di klub merupakan masa penyesuaian di tim yang akhirnya hampir terdegradasi dari divisi atas. “Perbedaan utama antara Denmark dan Italia adalah kualitas para pemain. Di sini, Anda tidak punya waktu untuk lengah. Anda tidak bisa membuat kesalahan bodoh. Anda tidak boleh memberi terlalu banyak ruang kepada striker dan pemain di sini. Italia terkenal dengan pertahanannya, jadi ini adalah tempat yang sangat baik untuk saya berkembang. Saya merasa setelah satu setengah tahun di Italia, saya telah banyak berkembang dalam aspek pertahanan. Ini adalah liga yang hebat dengan banyak pemain berkualitas, dan aspek defensifnya sangat kuat,” tambahnya.
Musim ini, di bawah asuhan Kosta Runjaić, performa Udinese jauh lebih baik dan saat ini mereka berada di peringkat ke-10 liga. Banyak hal ini berkat kontribusi Kristensen, yang telah bermain sebagai bek tengah dan bek kanan saat dibutuhkan. Pemain berusia 23 tahun dengan tinggi 6 kaki 6 inci ini tidak hanya mengesankan secara defensif dan dalam duel udara, tetapi juga memiliki statistik operan yang sangat baik, baik untuk jarak jauh maupun dekat, di antara skuat Udinese. “Hubungan saya dengan Runjaić baik, saya berusaha melakukan apa yang dia minta. Gaya bermainnya sesuai dengan cara saya ingin bermain, yaitu sebagai bek tengah yang agresif, lebar, yang ingin memberikan tekanan dan tidak takut untuk menerapkan garis pertahanan tinggi,” jelasnya.
Tak heran jika Kristensen menarik perhatian dari klub-klub besar seperti Juventus dan Bayer Leverkusen, serta klub-klub Inggris seperti Tottenham Hotspur dan Leicester City. Wolves dilaporkan telah mengajukan tawaran yang ditolak pada Januari lalu, karena tawarannya sedikit di bawah penilaian Udinese terhadap sang pemain. Namun, tidak mengherankan jika dia segera pindah ke Premier League, mengingat dia secara terbuka mengaku ingin bermain di sana. “Sejak saya kecil, mimpi saya selalu bermain di Inggris. Ketika saya sedikit lebih besar, mimpi saya adalah datang ke Italia untuk menjadi seorang bek. Jika Anda ingin berkembang sebagai bek, Italia adalah tempat terbaik untuk melakukannya. Mereka mengajarkan cara bertahan dengan sangat baik. Saat ini, saya berada di Udine, dan saya masih banyak yang perlu diperbaiki, dan Udinese adalah tempat yang bagus untuk berkembang sebagai pemain. Tidak ada terburu-buru, tetapi saya masih memiliki mimpi untuk bermain di Inggris suatu hari nanti,” tutupnya.
Dengan ambisi dan kemampuan yang dimiliki, kita patut menantikan langkah selanjutnya dari Thomas Kristensen di dunia sepak bola.
