Liga Spanyol: LaLiga Meluncurkan Proyek Ambisius di Irak
Sebuah proyek yang dimiliki oleh LaLiga di Irak telah berjalan selama satu tahun, dan pada hari Senin, elemen-elemen keberhasilan dari rencana ini dipresentasikan di Casa Árabe, Madrid. Acara ini dihadiri oleh Javier Tebas, presiden LaLiga, Adnan Dirjal, presiden FFI (Federasi Sepak Bola Irak), dan Jesús Casas, pelatih Spanyol dan pelatih tim nasional Irak.
Proyek ini merupakan yang paling ambisius dari semua proyek LaLiga di tingkat internasional, yang bertujuan untuk mengembangkan sepak bola Irak di semua tingkatan, bukan hanya secara olahraga. Untuk mencapai tujuan ini, proyek ini akan menerapkan metode yang sama yang digunakan di kompetisi Spanyol: profesionalisasi struktur, pengembangan akademi, manajemen yang berkelanjutan, digitalisasi, dan peningkatan infrastruktur.
Tujuan jangka panjang proyek ini adalah untuk menjadikan liga Irak sebagai yang terbaik di wilayah Timur Tengah. “Tebas mengatakan kepada saya untuk menciptakan strategi agar kami menjadi nomor 1 di wilayah tersebut. Hal ini mengejutkan saya, karena kami tidak menyangka akan memiliki target yang begitu menjanjikan. Tetapi saya katakan kepadanya, ‘demikianlah kita memulai dengan baik, Irak harus kembali ke masa kejayaan,'” ungkap Adnan Dirjal, presiden federasi sepak bola Irak.
Tebas juga berbicara tentang proyek yang lebih dari sekadar sepak bola, melainkan sebagai proyek bangsa. “Ketika saya bertemu dengan perdana menteri, kita mencapai kesepakatan dan memikirkan harapan-harapan. Di situlah saya menyadari bahwa ini bukan hanya proyek olahraga, tetapi juga proyek bangsa, politik, dan hal ini membuat saya semakin antusias. Salah satu tanggung jawab yang kita miliki di LaLiga adalah membawa merek Spanyol ke luar negeri dan menjadikan sepak bola sebagai elemen kunci dalam stabilitas negara,” jelasnya.
Presiden LaLiga menyoroti kebaikan Irak sebagai negara, khususnya sebagai negara pecinta sepak bola. “Penting bagi kita untuk mengetahui apa itu sepak bola di Irak. Jika ada skor untuk tingkat gairah suporter, Argentina akan berada di posisi pertama dan kedua akan diisi oleh Irak. Selain itu, Irak adalah negara yang sangat terdigitalisasi, dengan usia rata-rata 26 tahun, dengan perkembangan broadband yang meningkat, serta telepon yang cukup terjangkau… semua hal ini membantu kami dan sepak bola Irak untuk berkembang. Selain itu, mereka memiliki kemauan dari institusi politik dan olahraga untuk mengubah sepak bola. Mereka bisa memiliki perkembangan teknologi yang baik namun tidak memiliki kemauan politik atau olahraga, namun dalam hal ini mereka memiliki keduanya,” tambahnya.
Dalam acara tersebut, Javier Jiménez dan Carlos Rodríguez, direktur Proyek LaLiga di Irak dan teknisi Proyek Olahraga LaLiga di proyek Irak, memberikan presentasi mengenai dua arah pertumbuhan dalam proyek ini.
Pertama, LaLiga menyebutnya sebagai “dari bawah ke atas”, yang merupakan penciptaan struktur yang kuat dari akar olahraga dengan akademi yang solid dan rencana untuk pengembangan bakat, dengan pemain sebagai aset utama, namun juga pelatih untuk mengembangkan bakat pemain tersebut dengan cara terbaik. Media dan fasilitas berperan penting dalam pengembangan ini. Untuk pertumbuhan dan pemeliharaan olahraga di bawah ini, telah diambil sebagai model dari Rencana Akademi LaLiga, yang termasuk dalam Rencana Dorongan.
Kedua, LaLiga menyebutnya ‘dari atas ke bawah’. Dan di sini merujuk pada apa yang tidak begitu murni olahraga. Ini berbicara tentang transformasi menyeluruh dari liga profesional Irak: infrastruktur, produk audiovisual, penggunaan teknologi, profesionalisasi struktur, tata pemerintahan… Di sinilah termasuk perawatan lapangan atau manajemen kehadiran di stadion hingga penciptaan badan independen yang dipisahkan dari federasi, seperti di Spanyol, dengan menerapkan sistem yang serupa dengan kontrol ekonomi LaLiga dan model kesepakatan sponsor dan audiovisual.
LaLiga telah bangga dengan beberapa hasil, seperti penciptaan liga Irak sebagai badan independen, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, atau penciptaan ekosistem digital liga Irak, termasuk media sosial, dan materi pemasaran dengan dasar untuk menarik sponsor. Dalam kompetisi itu sendiri, telah dibuat jadwal yang tidak simetris untuk Iraq Stars League untuk mengatasi tantangan-tantangan yang ada dalam kompetisi, dan telah diimplementasikan sistem play-off dan play-out, karena mereka telah melihat bahwa beberapa tahun belakangan kompetitivitas menurun di pekan-pekan terakhir, dengan banyak tim yang tidak memiliki apapun untuk diperebutkan. Selain itu, format baru Iraqi Cup telah melahirkan hasilnya, dengan lebih dari 85.000 orang hadir di babak 16 besar kompetisi.
Proyek ini saat ini berada dalam tahap kedua, yaitu penciptaan rencana dan implementasinya, setelah tahap pertama diagnosa dan pelatihan telah dilalui. Tahap ketiga akan menjadi tahap pemantauan dan pengawasan.
Keamanan menjadi kunci dalam proyek ini. Javier Tebas menegaskan bahwa meskipun ada beberapa konflik di Timur Tengah, di Irak sendiri ada keamanan, yang merupakan aspek penting untuk pertumbuhan. “Kami tidak bisa mendorong klub-klub dan pemerintah jika tidak ada keamanan di negara itu. Orang-orang ingin menonton sepak bola dengan aman, baik di Spanyol, Irak, maupun di tempat lain, dan ini merupakan elemen kunci. Orang-orang ingin berpergian dengan aman, pergi ke stadion dengan aman… Wilayah tersebut mungkin masih bergejolak, tetapi Irak sebagai negara tetap menjaga keamanan, saat ini ada keamanan. Mereka sedang berkembang, dengan pembangunan, dengan reformasi… Rudal-rudal sudah terlupakan sejak bertahun-tahun yang lalu,” paparnya.
Dengan kontribusi LaLiga, diharapkan sepak bola Irak bisa tumbuh dan berkembang menjadi lebih baik. Semoga proyek ini dapat menciptakan peluang-peluang baru dan membawa dampak positif bagi perkembangan sepak bola di negara tersebut.
