Tottenham Hotspur akhirnya memutus kutukan 17 tahun mereka dengan meraih trofi UEFA Europa League di bawah asuhan Ange Postecoglou. Meskipun kesuksesan ini memiliki latar belakang kuat dari Serie A, Fabio Paratici adalah sosok kunci di balik pencapaian tersebut.
Saat ini, Tottenham memang tidak sedang dalam performa terbaik di Premier League, terjebak di posisi 17 klasemen. Kemenangan di Europa League bisa jadi hanya sekadar pelipur lara dari masalah yang lebih besar yang dihadapi tim asal London ini. Namun, penting untuk dicatat bahwa masalah yang ada lebih bersifat struktural, berkaitan dengan sistem permainan, serta kedalaman skuat.
Terlepas dari performa yang kurang memuaskan, banyak pemain Tottenham yang menunjukkan peningkatan signifikan. Postecoglou layak mendapatkan pujian atas hal ini, dan Paratici telah memberikan alat yang tepat sebelum masa suspensinya, yang terlihat jelas di musim 2023/24.
Sekitar sembilan dari sebelas pemain yang memulai laga melawan Manchester United pada hari Rabu lalu adalah rekrutan Paratici. Di antara mereka terdapat beberapa pemain mantan Serie A seperti Cristian Romero, Destiny Udogie, Guglielmo Vicario, dan Rodrigo Bentancur. Semua pemain ini, meskipun dengan cara yang berbeda, telah menunjukkan performa yang menjanjikan.
Udogie, misalnya, telah bertransformasi dari seorang remaja di Udinese menjadi bek kiri yang kompetitif, bersaing ketat dengan Federico Dimarco. Di bawah arahan Postecoglou, dia juga berkembang menjadi pemain yang mampu berkontribusi di lini tengah, dan gaya permainan yang cepat telah mengeluarkan potensi terbaiknya, terlihat jelas saat melawan United.
Bentancur sebelumnya mengalami masa sulit di Juventus, kehilangan identitas permainannya. Namun, di bawah Postecoglou, ia mulai menunjukkan potensi aslinya dengan sering terlibat dalam serangan. Vicario adalah contoh lain yang menonjol. Setelah menghadapi keraguan mengenai kemampuannya mengolah bola saat di Empoli, ia berhasil beradaptasi dan menjadi pemimpin di bawah mistar gawang Tottenham. Kemenangan kemarin adalah trofi pertama dalam kariernya.
Romero juga menunjukkan performa yang sebanding dengan potensinya, sementara Dejan Kulusevski telah menjadi salah satu pemain terbaik Tottenham di musim ini. Di bawah Postecoglou, ia kembali menemukan posisi nomor sepuluh yang menjadi favoritnya dan menunjukkan bahwa ia merupakan salah satu pemain terbaik di Premier League saat ini.
Pape Sarr juga merupakan contoh menarik. Tottenham merekrutnya saat ia masih berusia remaja dan tidak langsung menjadi solusi untuk masalah yang ada. Namun, ia berhasil beradaptasi dan tampil baik ketika diberi kesempatan, bahkan mencetak gol-gol penting.
Postecoglou memiliki rekam jejak yang mengesankan dalam meningkatkan kualitas pemain, seperti yang telah dilakukannya di Celtic. Namun, keberhasilannya juga berkat dukungan dari Paratici, yang berhasil membuktikan diri setelah masa yang kurang menyenangkan di Juventus yang kini dipandang negatif oleh banyak penggemar.
Dengan kombinasi antara visi Postecoglou dan dukungan strategis dari Paratici, Tottenham menunjukkan bahwa mereka bisa bangkit dari keterpurukan dan meraih kesuksesan, meskipun tantangan di Premier League masih harus dihadapi. Kemenangan di Europa League ini menjadi langkah awal yang baik untuk membangun kembali kepercayaan diri tim dan fans.