Mats Hummels, bek veteran yang pernah meraih gelar juara Piala Dunia 2014, tampaknya akan mengakhiri petualangannya bersama AS Roma dengan cara yang kurang menggembirakan. Musim ini, Hummels kesulitan mendapatkan menit bermain dan menunjukkan performa yang diharapkan, yang membuat masa depannya di klub Serie A tersebut semakin tidak pasti. Setelah meninggalkan Borussia Dortmund dan menandatangani kontrak satu tahun dengan Roma, Hummels kini berada di ambang perpisahan, seperti yang dilaporkan oleh Corriere dello Sport.
Musim ini menjadi tantangan besar bagi Hummels yang kini berusia 36 tahun. Ia hanya tampil sebagai starter dalam 11 pertandingan Serie A dan belum mampu memikat hati ketiga pelatih yang menangani Roma sejak kedatangannya pada September lalu. Sebagian besar waktu, ia menghabiskan di bangku cadangan dan gagal menunjukkan performa yang diharapkan oleh klub dan para penggemar.
Masalah pertama mulai muncul di bawah kepemimpinan Ivan Juric. Juric tampaknya merasakan adanya masalah motivasi yang membatasi waktu bermain Hummels selama 12 pertandingan ia menjabat sebagai pelatih. Situasi tidak banyak berubah di bawah Claudio Ranieri, pelatih legendaris yang hanya menurunkan Hummels sebanyak tiga kali dalam delapan pertandingan Serie A terakhir.
Ketika Hummels bermain, penampilannya sering kali mengecewakan. Salah satu momen paling buruk terjadi ketika ia mencetak gol bunuh diri dalam kekalahan 5-1 melawan Fiorentina, hanya dalam 23 menit tampil di bawah Juric. Meskipun ada sedikit peningkatan performa saat Ranieri datang, para penggemar Roma mulai kehilangan kepercayaan kepada Hummels, dan insiden terbaru tampaknya menjadi titik puncak dari kekecewaan mereka.
Dalam leg kedua pertandingan Liga Europa melawan Athletic Bilbao, Hummels mendapat kartu merah akibat pelanggaran yang tidak perlu. Ia kemudian meminta maaf kepada penggemar Giallorossi melalui media sosial, menyatakan, “Saya ingin meminta maaf kepada para penggemar dan rekan-rekan setim saya. Saya mengecewakan semua orang dengan kesalahan yang sangat bodoh dan mengerikan.”
Meskipun permintaan maafnya terlihat tulus, penggunaan media sosial oleh mantan pemain timnas Jerman ini justru membuat beberapa penggemar merasa kesal. Mereka berpendapat bahwa Hummels seharusnya lebih fokus pada performanya di lapangan daripada berkomunikasi di media sosial.
Dengan semua masalah ini, tampaknya hampir pasti bahwa Hummels akan meninggalkan Roma pada akhir Mei. Klub kesulitan untuk membenarkan pembayaran gaji tahunan sebesar €3,6 juta kepada pemain yang tidak memberikan dampak signifikan, baik di dalam maupun di luar lapangan.
Bagi penggemar sepak bola di Indonesia, kisah Hummels ini menjadi pengingat bahwa perjalanan seorang pemain, meskipun gemilang, tidak selamanya berjalan mulus. Kita semua menantikan perkembangan selanjutnya dari bek yang pernah menjadi andalan di lini belakang timnas Jerman ini. Apakah Hummels akan menemukan klub baru yang dapat memanfaatkan pengalaman dan keterampilannya? Atau akankah ia memilih untuk pensiun dari dunia sepak bola profesional? Hanya waktu yang akan menjawab.