Luis Rubiales, mantan Presiden Federasi Sepak Bola Spanyol (RFEF), kembali menjadi sorotan pada malam Kamis setelah peluncuran buku barunya yang berjudul ‘Killing Rubiales’. Namun, bukan isi buku yang menjadi perhatian utama, melainkan insiden tak terduga yang terjadi selama acara tersebut.
Saat peluncuran, Rubiales tiba-tiba berdiri dari kursinya dan berusaha menghindari tiga telur yang dilemparkan ke arahnya oleh penonton. Sayangnya, dua kali ia gagal menghindar. Setelah itu, Rubiales melompat dari panggung untuk mengejar pelaku yang kemudian ditahan dan dibawa pergi. Banyak yang menyadari bahwa pelaku tersebut adalah Bertrand Ndongo, seorang pelobi sayap kanan yang ikut campur untuk menahan Rubiales.
Setelah kejadian tersebut, Rubiales menjelaskan alasannya mengambil tindakan tersebut. Ia mengaku mengira pelaku membawa senjata. “Syukurlah mereka menghentikan saya. Saya tidak tahu apakah dia memiliki senjata atau tidak. Saya melihat seorang wanita hamil dengan dua anak kecil. Saya memikirkan anak-anak itu. Jika saya terus maju, situasinya bisa sangat berbeda sekarang. Saya sangat ketakutan. Mereka adalah teman-teman saya. Kami semua tumbuh bersama, dan saya sangat ketakutan. Saya tidak peduli jika mereka melempar telur kepada saya,” ungkapnya dalam wawancara dengan El Confidencial. Rubiales juga menegaskan bahwa ia tidak akan mengajukan tuntutan setelah pelaku ditangkap.
Menariknya, pelaku yang melempar telur tersebut ternyata adalah pamannya sendiri, Luis Rubiales Lopez. Ia diduga menyalahkan mantan Presiden RFEF itu atas perpecahan dalam keluarga mereka, yang membuatnya berteriak “malu”. Menambah bumbu cerita, Rubiales Lopez juga merupakan seorang aktor.
Perlu diingat bahwa buku Rubiales ini berfokus pada pandangannya mengenai bagaimana media telah membatalkan sosoknya, setelah ia dijatuhi hukuman karena pelecehan seksual, dilarang dari dunia sepak bola oleh FIFA selama tiga tahun, dan saat ini sedang diselidiki atas dugaan korupsi.
Kisah Rubiales ini semakin menarik karena pamannya yang lain, Juan Rubiales, juga terlibat dalam saga Rubiales. Pada tahun 2022, Juan, yang sebelumnya menjabat sebagai kepala kabinet di RFEF, menuduh keponakannya itu melakukan penyalahgunaan dana Federasi, termasuk menggunakan uangnya untuk membiayai pesta ilegal.
Dengan semua drama ini, Rubiales seolah tidak pernah lepas dari perhatian publik. Momen peluncuran bukunya yang penuh ketegangan ini hanya menambah panjang daftar kontroversi yang menyelimuti perjalanan kariernya. Kini, banyak yang penasaran bagaimana kelanjutan cerita Rubiales di dunia sepak bola dan kehidupannya di luar lapangan.