Media Italia menggambarkan kemenangan Inter Milan atas Barcelona sebagai sebuah ‘pertarungan filosofis’ antara dua ideologi sepak bola yang berbeda. Dalam laporan La Repubblica yang dilansir oleh FcInter1908, kemenangan Inter di semifinal Liga Champions dengan agregat 7-6 menjadi bukti keunggulan gaya permainan Simone Inzaghi dibandingkan taktik Barcelona yang hampir sempurna sepanjang musim ini.
Inter memulai pertandingan dengan baik, mencetak dua gol melalui Lautaro Martinez dan Hakan Calhanoglu yang tampil gemilang. Namun, di babak kedua, Inter kehilangan ritme permainan dan tim asuhan Hansi Flick mulai mendominasi. Barcelona berhasil membalikkan keadaan dengan gol-gol dari Eric Garcia, Dani Olmo, dan Raphinha. Gol Raphinha di menit ke-87 sempat membuat suasana di San Siro tegang, karena Inter seolah berada di ambang keluar dari Liga Champions.
Meski menghadapi tekanan, Inter tidak menyerah. Mereka berhasil menemukan celah di pertahanan Barcelona di menit-menit akhir waktu tambahan. Francesco Acerbi, yang berusia 37 tahun, mencetak gol dari umpan Denzel Dumfries, memaksa pertandingan dilanjutkan ke babak tambahan. Semangat baru menyala di kubu Inter, dan mereka siap menghadapi Barcelona kembali. Gol Davide Frattesi di menit ke-99 menjadi penentu, membawa Inter ke surga ketujuh dengan gol terakhir dalam laga ini.
Inzaghi dan Flick memiliki cara yang berbeda dalam mengatur tim mereka, dan kedua pelatih berhasil menyajikan pertandingan yang menghibur. Namun, dengan margin tipis, pelatih asal Italia itu keluar sebagai pemenang. Selain mencapai final Liga Champions, Inter juga membuat pernyataan dengan meraih kemenangan moral atas Barcelona yang sedang melambung.
Kemenangan ini bukan hanya soal angka di papan skor, tetapi juga tentang filosofi permainan yang diusung masing-masing tim. Dengan gaya permainan yang berbeda, Inter menunjukkan bahwa mereka mampu bersaing di level tertinggi, sekaligus memberikan pelajaran berharga tentang ketahanan dan semangat juang di lapangan. Bagi para penggemar sepak bola di Indonesia, kemenangan ini menjadi bukti bahwa dalam sepak bola, tidak ada yang tidak mungkin jika kita berjuang hingga akhir.
