Fluminense mengalahkan Boca Juniors dalam final sengit untuk memenangkan Copa Libertadores untuk pertama kalinya.
Fluminense berhasil mengalahkan Boca Juniors setelah perpanjangan waktu dalam final sengit untuk memenangkan Copa Libertadores untuk pertama kalinya dalam sejarah mereka.
Tim asal Rio de Janeiro ini efektif bermain di kandang mereka sendiri, yakni Stadion Maracana, dan mereka berhasil unggul setelah 36 menit pertandingan.
Penyerang veteran asal Jerman, German Cano, yang merupakan penggemar Boca sejak kecil dari provinsi Buenos Aires, berhasil membawa Fluminense memimpin dengan tendangan keras dari jarak 15 yard yang melewati Sergio Romero.
Winger asal Peru, Luis Advincula, mencetak gol penyama kedudukan dari luar kotak penalti dengan tendangan keras yang mengarah ke pojok gawang pada menit ke-72, menggemparkan para pendukung tuan rumah dan memaksa perpanjangan waktu.
Di perpanjangan waktu, Fluminense berhasil mencetak gol lagi melalui John Kennedy Batista de Souza yang berusia 21 tahun, dengan tendangan keras yang memantul ke pojok bawah gawang.
Adegan liar terjadi di Maracana dan penyerang tersebut mendapatkan kartu kuning kedua setelah merayakan gol bersama para pendukung Fluminense.
Namun, Boca tidak dapat memanfaatkan keunggulan jumlah pemain dan Fabra juga segera dikeluarkan setelah menyerang Nino dengan pukulan di wajah dalam final yang penuh emosi.
Sementara itu, Chelsea dikabarkan tertarik untuk merekrut wonderkid Brasil yang dibandingkan dengan legenda Pele.
Di sisi lain, Neymar kini menjadi pencetak gol terbanyak sepanjang masa bagi Brasil, tetapi ia tetap bersikeras bahwa ia bukan pemain yang lebih baik daripada O Rei.
Pemain depan mantan Barcelona dan PSG, yang kini bermain di Arab Saudi, telah dibela oleh pelatih internasionalnya setelah mendapatkan kritik baru-baru ini. Fernando Diniz menyebut Neymar sebagai “salah satu pemain terhebat dalam sejarah sepak bola” bulan lalu.