Dean Huijsen menjadi salah satu pemain yang paling dibicarakan musim ini, bukan hanya di Premier League, tetapi juga di seluruh Eropa. Meskipun begitu, perjalanan sepak bolanya dimulai di Italia, di mana ia menimba ilmu di sistem akademi Juventus dan kemudian dipinjamkan ke Roma. Saat ini, bek Bournemouth ini dilaporkan menjadi incaran beberapa klub besar Eropa, termasuk Real Madrid, Bayern Munich, dan Chelsea, yang percaya bahwa pemain berusia 20 tahun ini adalah solusi jangka panjang untuk masalah pertahanan mereka.
Dalam sebuah wawancara dengan gianlucadimarzio.com, Huijsen mengungkapkan orang-orang yang paling banyak memberinya pelajaran. “(Massimiliano) Allegri, (Jose) Mourinho, dan (Daniele) De Rossi adalah sosok-sosok istimewa. Dari segi sepak bola, saya banyak belajar dari Bremer dan (Gianluca) Mancini. (Paulo) Dybala dan (Romelu) Lukaku adalah guru kehidupan,” ungkap bek tengah asal Spanyol ini.
Huijsen juga berbicara tentang keputusannya untuk memilih bermain untuk Spanyol daripada Belanda. Meskipun kedua orangtuanya berasal dari Belanda, ia merasa lebih dekat dengan identitas Spanyol. Debutnya bersama La Roja terjadi dalam laga imbang 2-2 melawan Belanda di Liga Bangsa-Bangsa, di mana ia menggantikan Pau Cubarsi yang cedera. Keduanya berpotensi membentuk duet pertahanan yang terkenal di pentas internasional selama bertahun-tahun ke depan.
Dengan bakat dan pengalaman yang dimilikinya, Dean Huijsen menunjukkan bahwa ia bukan hanya seorang pemain muda berbakat, tetapi juga sosok yang memiliki pemikiran dewasa tentang sepak bola dan kehidupan. Kita patut menantikan perkembangan kariernya di masa depan dan bagaimana ia akan berkontribusi bagi tim yang ia bela.
