Setelah kekalahan 2-1 Atalanta dari Club Brugge dalam leg pertama playoff Liga Champions, gelandang Atalanta, Charles De Ketelaere, tidak bisa menyembunyikan rasa frustrasinya. Pertandingan tersebut ditentukan oleh penalti kontroversial di masa tambahan waktu, yang membuat pemain asal Belgia ini, yang sebelumnya merupakan bintang Brugge, merasa sangat tidak puas.
Dalam wawancaranya dengan Sky Sport, De Ketelaere menyampaikan pendapatnya tentang keputusan wasit. “Wasit sangat arogan. Jika Anda bertanya kepada 100 orang apakah itu penalti, tidak ada yang akan menjawab iya,” ujarnya, mencerminkan kemarahan yang melanda kubu Atalanta atas keputusan tersebut.
Kembali ke klub lamanya untuk pertama kalinya sejak pindah ke Italia, De Ketelaere mengakui bahwa itu adalah pengalaman yang emosional. Namun, ia sangat menyesali cara pertandingan berakhir. “Itu adalah momen yang indah, dan saya berterima kasih kepada semua orang atas sambutannya. Tapi, sangat menyakitkan kalah seperti itu di detik-detik terakhir—itu tidak adil,” ungkapnya.
Menganalisis performa Atalanta, De Ketelaere mengakui bahwa mereka memulai pertandingan dengan lambat. “Babak pertama agak sulit. Kami kehilangan banyak bola mudah dan memberi mereka peluang. Kami perlu memperbaiki diri untuk pekan depan agar bisa membalikkan keadaan,” jelasnya, menekankan pentingnya persiapan untuk leg kedua.
De Ketelaere juga merefleksikan kesempatan yang terlewatkan selama pertandingan saat ia bekerja sama dengan rekan setimnya, Lazar Samardzic, dalam sebuah serangan menjanjikan. “Itu adalah permainan yang indah, tapi saya tidak menembak dengan keras. Saya seharusnya bisa melakukan yang lebih baik—kiper sudah menebak arah tembakan saya,” akunya dengan penyesalan.
Dengan Atalanta yang membutuhkan setidaknya kemenangan dua gol dalam leg kedua pekan depan untuk bisa melaju ke babak selanjutnya, De Ketelaere dan rekan-rekannya menghadapi tantangan berat. Namun, komentar-komentarnya menunjukkan tekad tim dan ketidakpuasan mereka terhadap bagaimana leg pertama berlangsung.