Borussia Dortmund: Kisah Tak Terduga di Liga Champions
Borussia Dortmund, klub yang dijuluki sebagai tim lemah di babak delapan besar, kini mengejutkan semua orang dengan keberhasilan mereka mencapai final Liga Champions. Tidak ada yang menyangka bahwa klub yang pernah menjual Jude Bellingham dan Erling Haaland ini bisa melaju sejauh ini. Mereka dianggap sebagai underdog di semifinal, namun kini akan menjadi kuda hitam di final yang akan digelar di Wembley pada 1 Juni mendatang.
Kisah sukses Dortmund ini seakan menjadi angin segar di tengah dominasi klub-klub besar dan elit Premier League dalam ajang Liga Champions. Mereka berhasil melawan segala rintangan, baik dari segi finansial maupun sepakbola, dengan filosofi permainan yang membuat mereka terlihat berbeda di abad ke-21 ini. Ini adalah kemenangan bagi klub rakyat melawan proyek Qatar serta kegagalan baru bagi Paris Saint-Germain yang selalu gagal meraih gelar Liga Champions.
Kisah yang menghangatkan hati justru terjadi pada para pemain tamu. Mulai dari manajer Dortmund, Edin Terzic, yang merupakan pendukung setia klub ini dan kini berhasil membawa Dortmund ke final Liga Champions. Hingga pemain-pemain seperti Mats Hummels, Marco Reus, dan Jadon Sancho yang telah memberikan kontribusi besar bagi kesuksesan tim ini.
Pertandingan antara Dortmund dan PSG juga menunjukkan bahwa Liga Champions tidak selalu bisa diprediksi. Meskipun Kylian Mbappe akan segera bergabung dengan Real Madrid, namun ia tidak bisa mengakhiri perjalanannya bersama PSG dengan manis. Dortmund berhasil menggagalkan segala usaha Mbappe cs untuk mencetak gol.
PSG sendiri mengalami nasib sial dengan enam kali bola mengenai mistar gawang, empat di antaranya terjadi di kandang sendiri. Mereka melepaskan 45 tembakan dalam dua pertandingan, namun gagal untuk mencetak gol. Dortmund berhasil mempertahankan pertahanan mereka dengan sangat baik, terutama di bawah komando Hummels dan Schlotterbeck.
Taktik yang diterapkan oleh Terzic pun terbukti sangat efektif. Ketika PSG melakukan serangan balik di paruh kedua pertandingan, Terzic memasukkan Niklas Sule sebagai bek ketiga. Selain itu, Dortmund juga menerapkan strategi bertahan yang sabar daripada menekan terus lawan. Mereka menunjukkan keuletan dan kekompakan yang luar biasa dalam pertandingan tersebut.
Gol tunggal yang dicetak oleh Hummels menjadi pukulan telak bagi PSG. Meskipun mereka memiliki beberapa peluang emas untuk mencetak gol, namun seluruhnya digagalkan oleh pertahanan rapat Dortmund. Akhirnya, Dortmund berhasil melaju ke final Liga Champions dengan kemenangan yang tidak terduga.
Kisah Dortmund ini membuktikan bahwa dalam sepakbola, segalanya bisa terjadi. Mereka berhasil menyingkirkan tim-tim besar dan membuktikan bahwa semangat juang dan kerja sama tim yang solid bisa membawa mereka meraih kesuksesan. Kita tunggu apakah Dortmund bisa melanjutkan performa gemilang mereka hingga ke final dan meraih gelar Liga Champions yang begitu didambakan.