Pada suatu hari yang cerah di Emirates Stadium, sebuah insiden mengejutkan terjadi antara seorang penggemar Arsenal dan legenda Manchester United, Roy Keane. Scott Law, seorang penggemar Arsenal berusia 43 tahun, secara tiba-tiba menyerang mantan gelandang tersebut dengan kepala setelah pertandingan Liga Premier antara kedua tim berakhir. Insiden ini terjadi pada 3 September tahun lalu ketika Keane sedang bertugas sebagai pundit untuk Sky Sports.
Keane, yang dulunya adalah pemain internasional Irlandia, memberikan kesaksiannya di Pengadilan Highbury Corner bahwa insiden tersebut terjadi ketika dia dan rekan punditnya, Micah Richards, sedang menuju ke bawah untuk analisis pertandingan terakhir. Suasana stadion dipenuhi dengan keramaian dan teriakan, seperti yang bisa diharapkan dalam sebuah pertandingan sepak bola. Keane mengungkapkan, “Saya hanya sedang berjalan dan tiba-tiba, saya dipukul. Saya merasakan kontak dan terjatuh melalui pintu-pintu.”
“Saya benar-benar tidak mengharapkannya. Satu-satunya cara yang bisa saya gambarkan adalah saya dalam keadaan terkejut. Saya tidak mengharapkan hal itu terjadi, apalagi ketika saya berada di tempat kerja saya. Micah kemudian menahan seseorang. Dia hanya mencoba menahannya dan memastikan dia tidak lari.”
Keane juga menambahkan, “Saya terus berkata ‘Panggil polisi’. Selama sekitar 15 atau 20 detik, Micah menahannya di dinding untuk menghentikannya agar tidak kabur.” Video yang diputar di pengadilan menunjukkan Law, pemegang tiket musim Arsenal, berbalik ke kotak siaran Sky Sports setelah VAR membatalkan gol untuk Manchester United. Kemudian, dia keluar dari tempat duduknya dan menuju ke level klub, di mana dia berpapasan dengan Keane.
Law mengklaim bahwa Keane sangat bersemangat dan marah sepanjang pertandingan serta ‘memilihnya dan mulai memberitahunya untuk bertemu di luar’. Dia mengatakan kepada pengadilan bahwa dia masuk ke dalam stadion untuk pergi ke toilet dan bertemu Keane yang ‘bertabrakan dengannya’.
Dalam pernyataan yang disiapkan untuk polisi sehari setelah kejadian, Law mengatakan bahwa dia adalah seorang penggemar sepak bola yang fanatik dan pernah melihat Keane bertindak dengan kekerasan di lapangan sebelumnya. Dia juga mengatakan bahwa dia ‘takut’ setelah didekati oleh Keane dengan cara yang ‘sangat agresif’, menambahkan, ‘Wajahnya terlihat marah.’
Law mengatakan dalam pernyataannya bahwa dia memajukan kepalanya ke depan dalam ‘serangan antisipasi’ untuk membela diri terhadap mantan manajer Sunderland itu. Pengacara Law, Charles Sherrard KC, mengklaim bahwa Keane adalah pelaku agresi, menyarankan bahwa ‘kekesalan merah turun’ ketika dia diejek oleh pendukung tuan rumah.
Keane menjawab, “Itu untuk menghentikannya kabur. Saya mencoba menahannya. Saya membawa tas di tangan saya, saya mencoba menahannya agar tidak keluar. Saya harus telah mengatakan sembilan atau sepuluh kali: ‘Seseorang panggil polisi.'”
Insiden ini menunjukkan betapa emosionalnya permainan sepak bola bagi para penggemar dan bahkan para pemain dan mantan pemain. Kejadian ini juga menjadi peringatan bahwa kekerasan tidak memiliki tempat dalam olahraga dan bahwa konflik harus diselesaikan dengan cara yang damai dan terkendali.
Dengan demikian, penting bagi semua pihak yang terlibat dalam dunia sepak bola, baik sebagai pemain, penggemar, atau pengamat, untuk menjaga emosi dan perilaku mereka agar tidak merugikan orang lain atau merusak citra olahraga yang begitu dicintai ini. Semoga insiden seperti ini tidak terulang di masa depan dan semoga kita semua dapat menikmati sepak bola dalam suasana yang aman dan menyenangkan.