Rodrigo Bentancur Minta Maaf kepada Son Heung-Min Setelah Komentar Kontroversial
Sebuah insiden kontroversial melibatkan pemain tengah Tottenham Hotspur, Rodrigo Bentancur, dan rekan setimnya Son Heung-min baru-baru ini menjadi sorotan. Sebuah video yang menunjukkan Bentancur mengatakan bahwa semua orang Korea Selatan ‘terlihat sama’ muncul secara online, dan hal ini menuai kecaman dari berbagai pihak.
Dalam video singkat yang diposting di media sosial minggu ini dari program televisi Uruguay Por La Camiseta, pembawa acara Rafa Cotelo meminta seragam pemain Spurs kepada internasional Uruguay itu, dan Bentancur menjawab, ‘Milik Sonny?’, menambahkan: ‘Ini bisa menjadi sepupu Sonny juga karena mereka semua terlihat sama.’
Bentancur meminta maaf setelah komentarnya menuai kecaman. “Saudaraku Sonny! Saya meminta maaf kepada Anda atas apa yang terjadi, itu hanya lelucon yang sangat buruk,” tulis pemain berusia 26 tahun itu di Instagram stories-nya pada hari Jumat.
“Anda tahu saya mencintai Anda dan saya tidak akan pernah menghina Anda atau menyakiti Anda atau siapa pun! Saya mencintai Anda, saudara!” hingga saat ini Son belum memberikan tanggapan publik terkait permintaan maaf tersebut.
Kedua pemain ini telah menjadi rekan setim sejak Bentancur bergabung dengan klub dari Juventus pada Januari 2022. Namun, insiden ini tentu menimbulkan polemik di antara keduanya.
Uruguay saat ini berada di Grup C bersama Amerika Serikat, Panama, dan Bolivia dalam Copa America, yang berlangsung dari Kamis hingga 14 Juli di Amerika Serikat. Sementara itu, Korea Selatan telah lolos ke babak ketiga kualifikasi Piala Dunia Asia 2026 yang dimulai pada 27 Juni.
Lelucon yang tidak pantas dari Bentancur ini terjadi kurang dari setahun setelah seorang penggemar diberi larangan tiga tahun masuk stadion karena melakukan pelecehan rasial terhadap Son. Robert Garland melakukan gestur rasial yang ditujukan kepada pemain depan yang produktif setelah ia digantikan pada menit ke-89 melawan Crystal Palace di Selhurst Park.
Pria berusia 44 tahun itu mengaku bersalah atas pelecehan yang didorong oleh ras di Pengadilan Highbury Magistrates pada 25 Agustus dan kemudian dihukum pada tahun yang sama. Pemain Tottenham ini mengalami hal serupa setelah pertandingan melawan Chelsea dan West Ham pada awal 2023.
Seorang pendukung Chelsea diberi larangan masuk stadion oleh klub dan didakwa dengan tindak pidana rasial yang diperberat karena melakukan gestur rasial terhadap Son.
Insiden ini menunjukkan bahwa rasialisme masih menjadi masalah serius dalam dunia sepakbola, dan tindakan seperti itu tidak dapat ditoleransi. Semua pihak, baik pemain, suporter, maupun pihak terkait harus bersatu untuk memberantas sikap diskriminatif ini.
Kisah kontroversial antara Bentancur dan Son ini juga menjadi pelajaran bagi semua pihak untuk lebih bijaksana dalam bertindak dan berbicara. Semoga insiden seperti ini tidak terulang di masa depan, dan semoga semua pihak dapat belajar dari kesalahan yang terjadi.
Dengan demikian, penting bagi kita semua untuk selalu menghormati satu sama lain tanpa memandang perbedaan ras, agama, atau latar belakang lainnya. Karena pada akhirnya, kita semua adalah bagian dari satu umat manusia yang harus saling mendukung dan menghargai satu sama lain. Semoga kejadian seperti ini tidak terulang lagi di masa mendatang, dan semoga semua pihak dapat belajar dari kesalahan yang terjadi. Semoga kedua pemain ini dapat memperbaiki hubungan mereka dan tetap fokus dalam meraih kesuksesan bersama tim mereka.