Pemain belakang Arsenal, Riccardo Calafiori, baru-baru ini berbagi pandangannya mengenai perjalanan kariernya di AS Roma dan membandingkan intensitas Liga Premier dengan Serie A. Dalam sebuah wawancara dengan Undici melalui Corriere dello Sport, pemain berusia 22 tahun ini menceritakan bagaimana ia memulai kariernya di Roma dan langkah-langkah yang diambilnya untuk mencapai level Liga Premier.
Calafiori mengungkapkan rasa kecewa yang dirasakannya saat ini. “Saat ini saya merasa kecewa. Namun, saya tidak pernah menyimpan dendam terhadap Roma. Saya pikir tidak mudah untuk memprediksi masa depan seorang pemain muda seperti saya. Dan pada akhirnya, sebuah klub harus membuat pilihan, terutama jika mereka memiliki banyak pemain di posisi yang sama,” ujarnya.
Memulai kariernya dengan Giallorossi, Calafiori mengalami masa sulit setelah tiga musim bermain di tim senior. Ia dipinjamkan ke Genoa, kemudian pindah ke Basel, dan akhirnya menemukan performa terbaiknya di Bologna. Penampilan gemilangnya di klub tersebut membawanya ke dalam skuad Mikel Arteta di Arsenal.
Dalam wawancaranya, Calafiori juga membandingkan gaya permainan di Liga Premier dengan Serie A. Ia mengatakan, “Semua tim bermain dengan cara yang sama, dengan intensitas dua ribu, seolah-olah mereka bermain di dalam gelembung.” Pernyataan ini menunjukkan betapa berbeda dan menantangnya atmosfer di Liga Premier dibandingkan dengan liga domestiknya.
Calafiori memberikan wawancara ini saat ia bersiap untuk pertandingan Italia melawan Jerman yang akan berlangsung di San Siro. Dengan semangat dan harapan, ia berharap dapat memberikan yang terbaik untuk tim nasionalnya dan melanjutkan perjalanan kariernya yang menjanjikan di level tertinggi sepak bola Eropa.
Dengan pengalaman yang semakin kaya dan tantangan yang akan dihadapinya, kita semua menantikan apa yang akan dilakukan oleh Riccardo Calafiori di masa depan.