Oscar de Marcos, pemain Athletic Club, menghadapi musim kelimabelas dengan tim utama dan hanya delapan pertandingan resmi lagi untuk menjadi pemain keempat dengan penampilan terbanyak menggunakan seragam merah-putih, dalam percakapan dengan MARCA, ia menyatakan harapannya untuk tetap mempertahankan kepolosan yang ia bawa dari Laguardia dan mengungkapkan kebanggaannya menjadi pemain yang paling sering berhadapan dengan Barcelona dalam karirnya.
Oscar de Marcos, pemain sepak bola berusia 34 tahun, akan memasuki musim ke-15 bersama tim utama dan hanya membutuhkan delapan pertandingan lagi untuk menjadi pemain keempat yang paling sering memakai jersey merah-putih. Meskipun ia tidak tahu berapa lama lagi akan bertahan, ia telah terbiasa menganalisis performa dan harapan sebelum mengambil keputusan penting. “Dalam beberapa hal, saya berharap dapat tetap menjaga kepolosan yang saya bawa dari Laguardia,” ungkap De Marcos dalam wawancara dengan MARCA sebelum berangkat ke Barcelona.
Pertanyaan: Apakah Barcelona adalah lawan yang paling sering Anda hadapi dalam karier Anda?
Jawaban: Saya pernah memikirkannya dan bisa dibilang iya. Kami sering bertemu dalam pertandingan Piala, Super Cup, dan kompetisi Liga… Ya, mereka adalah tim yang paling sering saya hadapi.
Selama 15 musim dan 506 pertandingan resmi, tentu ada banyak kenangan. Salah satunya adalah debut gol De Marcos dengan jersey merah-putih, pada hari pertamanya di San Mamés melawan Barcelona. De Marcos mengatakan, “Ini adalah salah satu pertandingan yang saya ingat dengan jelas, meskipun sekarang sudah semakin jauh dalam ingatan saya. Itu adalah pertandingan yang membuat saya dikenal di Athletic dan memberikan kegembiraan tersendiri bagi keluarga dan teman-teman saya.”
Sebagai seorang pemain sepak bola yang berusia 34 tahun, sudah pasti De Marcos memiliki banyak pengalaman. Ketika ditanya apakah dia bisa membayangkan hidupnya seperti ini saat ia menjadi seorang pemain sepak bola, De Marcos menjawab, “Saya telah mengalami begitu banyak hal yang membuat saya sangat bahagia. Ketika saya melihat ke belakang, saya memiliki banyak kenangan yang indah. Namun, dalam beberapa hal, saya berharap dapat tetap menjaga kepolosan yang saya bawa dari Laguardia.”
Namun, dunia sepak bola selalu menawarkan hal-hal baru. Salah satunya adalah bertanding melawan Barcelona sebagai tim tamu di Montjuic. De Marcos mengatakan, “Semakin lama di sini, semakin banyak pengalaman yang saya alami dan semakin banyak stadion yang saya kunjungi. Saya juga beruntung karena bisa bermain di San Mamés yang baru. Saya sudah mengalami momen-momen indah yang nantinya bisa saya ceritakan kepada rekan-rekan saya.”
Tidak ada yang diberikan secara cuma-cuma. Kita harus memiliki standar yang tinggi, selalu percaya bahwa kita bisa memberikan yang lebih.
De Marcos menjelaskan bahwa kunci untuk bertahan lama adalah menjalani setiap hari seolah-olah itu adalah hari pertama. “Menjaga performa yang tinggi memang sulit, tetapi sikap sehari-hari sangat penting. Menjaga semangat, datang untuk menikmati dan membantu tim dengan peran yang diemban. Tidak ada yang diberikan secara cuma-cuma dan kita harus memiliki standar yang tinggi, selalu percaya bahwa kita bisa memberikan yang lebih sedikit lagi.”
Sebuah situs web yang menganalisis pemain sepak bola secara detail mengatakan bahwa De Marcos telah bermain di semua posisi kecuali sebagai kiper dan bek tengah. Tentu saja, hal ini tidak membosankan bagi De Marcos. “Ya, saya sangat yakin tentang hal itu. Memang benar bahwa saya selalu mencoba beradaptasi dengan apa yang dikatakan pelatih. Saya terkejut ketika diminta untuk bermain di posisi yang lebih belakang, tetapi dari situ saya belajar banyak. Saya menerimanya seperti yang selalu saya lakukan, bermain di banyak posisi telah membuat saya belajar dari setiap posisi tersebut.”
Sekarang, De Marcos sudah memasuki masa di mana banyak dari rekan setimnya adalah mantan lawannya. Salah satunya adalah Xavi. De Marcos berkata, “Saya bermain melawannya sebagai pemain dan saat masa Marcelo Bielsa, saya harus menjaganya secara khusus. Saya memiliki banyak mantan rekan setim yang sekarang menjadi pelatih di beberapa tim di Liga Primera dan Segunda. Itu adalah sesuatu yang biasa saya lalui karena usia saya.”
Selain itu, De Marcos menyadari bahwa banyak pemain muda yang lahir setelah debutnya, seperti Lamine Yamal yang baru berusia satu tahun saat De Marcos debut, atau Gavi yang bahkan belum mulai bersekolah. De Marcos berkata, “Mereka masih jauh dari mengingat saat saya memulai debut, tapi itu adalah sesuatu yang harus kita alami. Saya juga bermain dengan rekan setim yang sangat muda dan selalu ada pemain muda yang datang berlatih bersama kami. Kami sering berbicara tentang hal-hal seperti itu. Kita pernah mengalami kasus Aduriz dengan Sancet, yang memiliki perbedaan usia yang sangat jauh, tapi itu adalah hal-hal indah yang harus kita alami.”
De Marcos juga membicarakan pentingnya pemain seperti Muniain dan dirinya sendiri dalam ruang ganti Athletic. Ia mengatakan, “Di Athletic, kita harus mempertahankan budaya baik dari satu generasi ke generasi berikutnya. Kami mencoba mengambil semua yang baik dari Iraola, Gurpegi, El Gallo (Joseba Etxeberria) yang telah pergi. Sekarang ada banyak pemain muda dan sedikit lebih tua yang mulai menjadi panutan, seperti Iñaki Williams atau Simón. Mereka sepenuhnya mengemban tanggung jawab itu dan sangat baik dalam memberikan keberlanjutan kepada apa yang membuat Athletic berbeda.”
Dalam wawancara tersebut, De Marcos juga memberi pengakuan kepada Jesus Navas dari Sevilla sebagai contoh yang patut diteladani. “Navas adalah seseorang yang patut diacungi jempol karena dia telah bermain pada level yang luar biasa dan memecahkan semua rekor di Sevilla. Dia adalah sosok yang patut ditiru,” kata De Marcos.
De Marcos juga mengingat kejadian saat dia hampir membuat debut untuk tim nasional Spanyol ketika mereka akan bertanding melawan Belgia pada November 2015. Namun, pertandingan tersebut dibatalkan karena ancaman terorisme setelah serangan di Paris. “Itu adalah pengalaman yang bisa diceritakan. Saya hampir debut, tapi sayangnya tidak terjadi. Waktu itu generasi tim nasional Spanyol sangat luar biasa dan saya beruntung bisa berada di sana, meskipun hanya beberapa sesi latihan,” kenang De Marcos.
De Marcos menjelaskan bahwa dia berjuang untuk meraih hasil terbaik musim ini. Dia mengatakan, “Saya berjuang untuk memastikan tim berada di posisi teratas. Saya berharap kami dapat finis di tempat yang memenuhi keinginan para penggemar, dan di Piala, saya berharap kami dapat mencapai tahap akhir dan memenangkan gelar sebelum saya pensiun. Ini adalah sesuatu yang sangat sulit dan yang telah kami coba beberapa kali dalam beberapa tahun terakhir, tapi belum berhasil sampai akhir.”
Terkait lawan pertama di Piala, Uniò Esportiva Rubí, De Marcos mengatakan, “Setelah undian, saya mencari tahu lebih lanjut tentang Rubí melalui Google Earth dan melihat fasilitas mereka.”
Pada awal musim ini, tim bermain dengan baik seperti musim lalu, meskipun hasil akhirnya tidak ideal. Ketika ditanya tentang jalur yang akan ditempuh tim ini, De Marcos mengatakan, “Kami harus berfokus pada jangka pendek dan melihat perkembangan yang terjadi. Jumlah poin yang diraih sama dengan tahun lalu, tetapi sensasinya lebih baik mungkin karena lawan-lawan yang kami hadapi. Kami memiliki perasaan yang baik dan ingin menjaga keberlanjutan.”
Dengan pertandingan melawan Barcelona, Valencia, Rubí, Celta, dan Villarreal menjelang jeda internasional berikutnya, De Marcos menyadari bahwa mereka akan menghadapi lawan-lawan yang sulit. “Barcelona sangat membutuhkan kemenangan, tetapi kami berada dalam performa yang baik dan siapa tahu, mungkin kami bisa meraih poin di sana yang akan sangat penting bagi kami,” tutup De Marcos.
Dalam artikel di atas, Oscar de Marcos berbicara tentang pengalamannya sebagai pemain sepak bola, pertemuannya dengan Barcelona dalam beberapa kali pertandingan, kenangan-kenangannya, dan peran pentingnya dalam ruang ganti Athletic Bilbao. Ia juga membicarakan persiapan tim menghadapi musim ini dan pertandingan-pertandingan sulit yang akan dihadapi.