Timnas Indonesia dan Malaysia sedang gencar memanfaatkan pemain naturalisasi, namun media Vietnam menyebut tim Merah Putih lebih berisik soal pemain yang alih warga negara. Naturalisasi pemain menjadi agenda federasi-federasi sepak bola di beberapa negara Asia Tenggara. Indonesia, Malaysia, Vietnam, tengah mencoba memaksimalkan pemain-pemain berdarah campuran guna mengerek prestasi di level internasional. Langkah-langkah PSSI dalam menaturalisasi pemain kerap diberitakan media Vietnam. Sementara di sisi lain Malaysia pun sudah memiliki sederet pemain naturalisasi.
Media Vietnam, Soha, menyebut pergerakan Malaysia dalam menaturalisasi pemain lebih senyap. “Tidak berisik seperti Indonesia, Malaysia secara diam-diam menaturalisasi sederet pemain guna bersiap tampil di Piala Asia 2023 dan masa depan, termasuk turnamen Asia Tenggara,” tulis Soha. “Dalam daftar pemanggilan pemain untuk putaran final Piala Asia, pelatih Kim Pan Gon memanggil hingga delapan nama asing yang tidak memiliki darah Malaysia,” lanjut paragraf pembuka dalam artikel berjudul Malaysia Menaturasliasi Sederet Bintang Kolombia, Spanyol, dan Brasil untuk Piala Asia 2023.
Artikel yang diterbitkan pada 20 Desember tersebut memberitakan naturalisasi pemain bernama Romel Morales. Pemain asing di Liga Malaysia itu sudah memenuhi syarat minimal pindah warga negara setelah menetap di Negeri Jiran selama lima tahun. “Morales adalah salah satu dari delapan pemain asing yang dipanggil Malaysia untuk Piala Asia 2023. Tidak hanya memanggil lebih banyak pemain (8 dibanding 7 pemain Indonesia), Malaysia juga lebih terbuka soal mekanisme naturalisasi.” “Mereka tidak memilih pemain yang memiliki darah Malaysia. Sepanjang memenuhi kriteria tinggal di negara tersebut selama 5 tahun dan punya hasrat dinaturalisasi, maka pemain tersebut akan mendapat paspor Malaysia,” tulis Soha. Sebelum Morales, Soha menyebut Malaysia sudah merekrut pemain naturalisasi yang tidak memiliki darah keturunan seperti Ezequiel Aguero, Lee Tuck, Paulo Josue, Natxo Insa, dan Mohamadou Sumareh.