Site icon Pemain12.com

Napoli Raih Scudetto Keajaiban di Tengah Tantangan Berat

Napoli Raih Scudetto Keajaiban di Tengah Tantangan Berat

Napoli berhasil meraih gelar Serie A untuk kedua kalinya dalam tiga musim terakhir, dan meskipun perasaan kemenangan kali ini tidak seunik saat di bawah kepemimpinan Luciano Spalletti, pencapaian musim ini bisa dibilang sebuah keajaiban. Musim 2022/23 dipenuhi dengan semangat dan rasa penebusan bagi sebuah kota yang banyak mencari identitas melalui sepak bola. Gelar ini diraih untuk pertama kalinya sejak era Maradona dan ditandai dengan permainan yang memukau dari tim asuhan Spalletti.

Pada musim sebelumnya, Napoli bersaing ketat untuk meraih Scudetto, bahkan hingga bulan Maret. Namun, musim 2024/25 menjadi cerita yang jauh berbeda. Setelah menempati posisi kesepuluh di musim 2023/24, kesalahan di jendela transfer dan pemilihan manajer menghantui klub. Situasi di ruang ganti menjadi kacau, dengan beberapa pemain ingin pergi, termasuk Victor Osimhen dan Khvicha Kvaratskhelia yang meninggalkan klub di tengah musim. Di sisi lain, mereka harus menghadapi Inter Milan yang sangat fokus dan kompetitif.

Antonio Conte, yang ditunjuk sebagai pelatih, harus menghadapi semua tantangan tersebut. Agen kapten klub, Giovanni di Lorenzo, bahkan mengungkapkan keinginan untuk meninggalkan Napoli, menegaskan bahwa kehadiran Conte tidak akan mengubah situasi. Di musim panas, agen Kvaratskhelia juga mendorong untuk pergi dengan tawaran dari Paris Saint-Germain. Sementara situasi Osimhen semakin rumit, Conte berusaha menjaga Di Lorenzo dan Kvaratskhelia tetap di klub dengan menjanjikan peran kunci dalam proyeknya, yang membantu menstabilkan ruang ganti.

Setelah kepergian Kim Min-Jae, Napoli tidak berhasil menemukan pengganti yang tepat dan hanya mendapatkan Alessandro Buongiorno dari Torino. Saat Osimhen hampir pergi dan dikeluarkan dari rencana Conte, Napoli mengalami kekalahan memalukan di pertandingan pertama musim ini melawan Hellas Verona. Tim terlihat kekurangan daya fisik dan kehilangan arah.

Setelah kekalahan tersebut, Conte menegaskan bahwa Napoli perlu melakukan perekrutan untuk bersaing meraih gelar. Romelu Lukaku pun datang, diikuti oleh Scott McTominay dan Billy Gilmour dari Premier League. Peran Conte dalam mendatangkan mereka sangat penting, terutama karena ia telah mengamati Gilmour dengan seksama saat masih di Chelsea.

Sepanjang musim, Conte harus beradaptasi dengan banyak perubahan. Dia dikenal sebagai pelatih yang memiliki satu cara bermain dan sulit untuk berkompromi. Namun, musim ini menunjukkan bahwa dia dapat beradaptasi dengan kebutuhan skuad. Buongiorno tampil mengesankan saat bermain, meskipun harus absen dalam 16 pertandingan karena cedera. Stanislav Lobotka, yang sangat berperan dalam kesuksesan musim 2022/23, juga mengalami penurunan performa dan absen di beberapa pertandingan awal musim. Kvaratskhelia digantikan oleh Noah Okafor, yang belum memberikan dampak signifikan.

David Neres, yang sangat berkontribusi di paruh pertama musim, juga mengalami cedera dan hanya mencetak satu gol di tahun 2025. Meskipun demikian, Conte berhasil mengelola ekspektasi dan skuad dengan sangat baik. Banyak dari keberhasilan ini berkat kemampuannya dalam mengidentifikasi kekuatan pemain dan memaksimalkan potensi mereka dalam sistem yang diterapkannya.

Peran Andre-Frank Zambo Anguissa juga beradaptasi, dari seorang pemain yang lebih defensif menjadi seseorang yang lebih sering berada di area penalti. Kemampuan multifungsi pemain Kamerun ini sangat terlihat berkat penggunaan Conte. McTominay yang sering dimainkan di area akhir lapangan menunjukkan performa terbaiknya, jauh berbeda dari cara dia digunakan di Manchester United yang mengungkapkan kelemahannya di area defensif. Hal yang sama juga berlaku untuk Gilmour, yang tampil gemilang saat menjadi Man of the Match dalam pertandingan melawan Inter, di mana Napoli meraih hasil imbang berkat gol tak terduga dari Phillip Billing.

Saat kebutuhan akan serangan meningkat, Napoli mulai mengandalkan kombinasi di lini tengah dan permainan sayap. Conte melakukan banyak perubahan taktis, bahkan membentuk formasi baru. Meskipun mengejutkan banyak orang, pelatih asal Italia ini menunjukkan fleksibilitas yang jarang terlihat sebelumnya dan menambahkan dinamika baru dalam permainan timnya. Ini mengingatkan kita pada musim keduanya di Inter, dan menunjukkan betapa cepatnya dia beradaptasi di musim pertamanya di Napoli.

Seiring berjalannya musim, peran Lukaku menjadi sangat krusial. Dia berfungsi sebagai striker yang dapat diandalkan, dan membentuk pasangan yang mematikan dengan McTominay, yang mencetak dua gol dalam beberapa pertandingan terakhir dan memberikan dua assist. Di tengah perubahan ini, Matteo Politano juga menunjukkan perannya yang semakin penting, dengan kemampuan memberikan umpan-umpan yang tepat serta memanfaatkan ruang di area sayap.

Napoli mengakhiri musim dengan Matias Olivera di posisi bek tengah dan Leonardo Spinazzola di bek kiri, yang sebelumnya dianggap akan meninggalkan Serie A. Ini menunjukkan betapa tidak terduganya pencapaian gelar ini. Musim lalu, Napoli tidak memiliki identitas yang jelas, dan perubahan pelatih yang terus-menerus membuat fondasi yang dibangun Spalletti hancur. Secara fisik, tim dalam keadaan lemah, dan skuad yang ada, meskipun di bawah Conte, masih jauh dari sempurna.

Mereka juga harus menghadapi Inter yang lebih stabil dan terorganisir, yang bisa dibilang merupakan klub paling solid di Serie A dalam beberapa tahun terakhir. Jika kita membandingkan kondisi Inter musim lalu dengan Napoli saat itu, sangat sulit untuk membayangkan bahwa Conte bisa membawa Napoli meraih gelar di musim 2024/25. Itulah sebabnya, Scudetto kali ini benar-benar sebuah pencapaian yang luar biasa.

Exit mobile version