Piala Dunia U-17 2023 Indonesia baru saja berakhir dengan kemenangan gemilang timnas U-17 Jerman. Pertandingan final yang sengit antara Jerman dan Prancis berhasil menciptakan atmosfer meriah di Stadion Manahan, Solo. Teriakan dukungan dari para penonton lokal pun turut memeriahkan pertandingan tersebut. Setelah saling balas gol, Jerman keluar sebagai juara setelah mengalahkan timnas U-17 Prancis.
Setelah euforia Piala Dunia U-17, tentu banyak yang bertanya-tanya apa yang akan terjadi selanjutnya. Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah sistem pembinaan usia muda yang diterapkan di negara-negara peserta Piala Dunia U-17, terutama Jerman dan Prancis. Jerman, sebagai juara, menunjukkan bahwa komitmen dalam pembinaan pemain muda merupakan kunci keberhasilan. Mereka melakukan perubahan dalam sistem pembinaan usia muda setelah kegagalan di Euro 96, yang kemudian melahirkan pemain-pemain hebat seperti Manuel Neuer, Thomas Muller, dan Toni Kroos.
Sementara itu, Prancis selalu mampu melahirkan talenta-talenta hebat di setiap generasi secara konsisten. Hal ini tak lepas dari peran Institut National du Football de Clairefontaine, yang fokus pada pembinaan pemain-pemain muda berusia 13 hingga 15 tahun. Mereka tidak hanya membentuk pemain secara teknis, tetapi juga membentuk pribadi yang cakap di luar lapangan.
Bagaimana dengan Indonesia? Setelah Piala Dunia U-17, momentum ini seharusnya menjadi refleksi bagi kurikulum sepak bola nasional kita. Implementasi Filanesia sejak 2017 perlu dievaluasi, terutama dalam hal sistem pembinaan dan kompetisi usia dini. PSSI, pemerintah, dan masyarakat perlu bekerja sama untuk memajukan sepak bola Indonesia. Pemerintah perlu menjamin akses masyarakat terhadap olahraga sepak bola di tingkat akar rumput, sementara masyarakat pun dapat turut serta dalam pembangunan sepak bola dengan menjadi relawan di klub-klub amatir atau SSB.
Setelah keriuhan Piala Dunia U-17 2023, mari kita manfaatkan momentum ini bersama-sama menyingsingkan lengan baju, bergotong-royong membangun sepak bola kita, demi impian menyambut parade juara Piala Dunia di Indonesia suatu hari nanti. Semoga Indonesia dapat meniru kesuksesan Jerman dan Prancis dalam membangun sepak bola yang berkualitas.