Musim Serie A 2023/2024 telah berjalan, tetapi beberapa tim masih kesulitan menemukan performa terbaik mereka. Beberapa klub yang diharapkan bisa bersaing di papan atas justru tampil mengecewakan. Meskipun belum ada keputusan cepat mengenai pergantian pelatih, jeda internasional berikutnya bisa menjadi momen yang tepat untuk melakukan perubahan. Di sisi lain, Daniele De Rossi yang baru saja menyudahi kontraknya dengan Roma bisa menjadi perhatian bagi beberapa pelatih yang sedang terpuruk.
Fiorentina
Fiorentina mungkin menjadi klub yang paling mengecewakan sejauh ini. Setelah meraih kemenangan tunggal di Liga Konferensi Eropa, mereka berharap momentum tersebut bisa mengangkat performa mereka. Meskipun tidak kehilangan pemain bintang dan telah merekrut pelatih berpengalaman, permainan mereka terkesan kurang menggigit. Moise Kean, yang musim lalu tampil cemerlang, belum mampu mencetak gol. Yang lebih mengkhawatirkan, mereka belum menemukan kombinasi yang tepat antara pemain baru dan pemain lama di dua posisi kunci.
Stefano Pioli masih bingung dalam menentukan formasi yang tepat, antara menggunakan dua penyerang murni, satu ‘trequartista’ dan dua striker, atau dua no.10. Perubahan formasi ke empat bek juga tidak berjalan lama, terutama setelah Tariq Lamptey mengalami cedera ACL pada pertandingan pertamanya. Meskipun mereka melakukan beberapa perekrutan yang menjanjikan, tampaknya pemain baru mereka tidak cocok dengan skema yang sudah ada.
Lazio
Lazio mungkin secara tidak sengaja menemukan taktik yang dibutuhkan saat melawan Genoa. Dengan terpaksa beralih dari formasi 4-3-3 ke 4-2-3-1 akibat banyaknya absensi di lini tengah, mereka meraih kemenangan meyakinkan. Seharusnya, perubahan ini bisa dilakukan lebih awal dan lebih sering. Boulaye Dia menunjukkan performa yang lebih baik dibandingkan kebanyakan gelandang Lazio lainnya. Fokus dan intensitas mereka pun meningkat, meskipun kembalinya Maurizio Sarri belum memberikan dampak yang diharapkan. Sejauh ini, Lazio masih menunjukkan inkonsistensi dan kesalahan yang sama seperti musim lalu, seolah-olah mereka masih terpuruk setelah gagal berbelanja di bursa transfer.
Torino
Torino menjadi tim yang paling membingungkan dari segi taktik. Meskipun mereka merekrut beberapa pemain berkualitas, tampaknya manajemen tidak cukup memperhatikan bagaimana para pemain ini akan saling beradaptasi. Setelah memulai dengan formasi 4-2-3-1, mereka beralih ke 4-3-3 dan kemudian ke 3-4-2-1 setelah beberapa hasil buruk. Cedera Ardian Ismajli membuat situasi semakin sulit, karena mereka tidak memiliki bek lain yang sebanding. Kemenangan mengejutkan atas Roma seharusnya menjadi titik balik, tetapi mereka justru kembali terpuruk. Marco Baroni, pelatih mereka, mungkin harus mempertanggungjawabkan situasi ini, dan kabarnya Torino menjadi tujuan utama De Rossi.
Genoa
Genoa mempertahankan Patrick Vieira dan hanya kehilangan dua pemain kunci, Koni De Winter dan Andrea Pinamonti, yang tampaknya telah digantikan dengan baik. Namun, performa mereka di lapangan sangat mengecewakan. Tim ini hanya bisa mencetak gol dalam situasi terdesak. Mungkin mereka seharusnya lebih fokus pada kekuatan mereka dan filosofi pelatih, ketimbang mencari gaya permainan yang glamor. Hingga saat ini, mereka masih mencari kemenangan perdana dan terjebak di posisi bawah klasemen Serie A, padahal kualitas skuad mereka cukup baik dan mereka menunjukkan performa yang menjanjikan di akhir musim lalu.
Lecce
Menyerahkan kendali kepada Eusebio Di Francesco merupakan taruhan besar. Meskipun ia telah selamat dari dua musim penuh yang berakhir dengan degradasi, Lecce tidak mengikuti pola timnya yang biasanya memulai dengan baik namun kemudian merosot. Di Francesco mewarisi skuad yang lebih berpengalaman dan memiliki kontinuitas dibandingkan dengan Frosinone dan Venezia, tetapi awal musim mereka hanya biasa-biasa saja. Jadwal yang sulit menjadi alasan, tetapi hanya sedikit tanda-tanda bahwa mereka akan bangkit.
Mungkin pelatih terlalu percaya pada kemampuan Pantaleo Corvino dalam menemukan talenta muda, sehingga lebih memilih mereka daripada pemain yang sudah terbukti kualitasnya. Beberapa veteran yang seharusnya bisa membantu dalam perjuangan menghindari degradasi justru diabaikan. Saat ini, pasar transfer sudah memberikan dampak besar, dan mereka perlu mencari beberapa titik acuan untuk dibangun, bukan terus-menerus mengubah susunan pemain.
Dengan banyaknya tim yang masih mencari jati diri, Serie A musim ini menjanjikan kompetisi yang menarik. Mari kita saksikan bagaimana perjalanan mereka ke depan dan apakah mereka bisa bangkit dari keterpurukan.
Ikuti kami di Google News untuk mendapatkan informasi terbaru seputar Serie A dan sepak bola Italia!