Pertandingan persahabatan antara Wolverhampton Wanderers dan Como pada hari Senin lalu menjadi sorotan setelah Hee Chan Hwang melaporkan bahwa dirinya menjadi korban pelecehan rasial, dengan rekan setimnya, Daniel Podence, dikeluarkan dari lapangan setelah memukul lawan sebagai reaksi atas insiden tersebut.
Kejadian memanas terjadi pada menit ke-68, ketika Hwang menuduh bek Como melakukan pelecehan rasial, yang kemudian membuat rekan-rekannya di Wolves bereaksi dengan marah terhadap apa yang dikatakan oleh lawan mereka.
Podence akhirnya dikeluarkan dari lapangan setelah melakukan pukulan terhadap pemain Como, seperti yang dilaporkan oleh The Express and Star. Meskipun demikian, pertandingan tersebut tetap dilanjutkan hingga selesai di Marbella.
Manajer Wolves, Gary O’Neil, menjelaskan insiden tersebut, “Channy mendengar sebuah kata-kata rasial yang sangat mengecewakan. Saya berbicara dengan Channy tentang hal tersebut, menanyakan apakah dia ingin menghentikan pertandingan atau keluar dari lapangan, namun dia ingin timnya melanjutkan dan mendapatkan hasil yang mereka butuhkan.
“Sangat mengecewakan bahwa hal ini terjadi, kita harus membicarakannya dan hal tersebut mempengaruhi jalannya pertandingan – tidak ideal dan hal-hal seperti itu seharusnya tidak ada.”
“Ia sangat kecewa, tentu saja, dan dapat dimengerti. Saya bangga karena dia ingin melanjutkan dan memprioritaskan timnya dalam momen sulit baginya. Dia tahu ini adalah tur pra-musim dan dia ingin rekan-rekannya bekerja dan mendapatkan menit bermain, meskipun dia telah mengalami sesuatu yang sangat menyakitkan. Channy akan baik-baik saja, dia akan mendapatkan dukungan penuh dari kami dan kami akan mengangkatnya besok pagi dan memastikan dia baik-baik saja.”
“Kami adalah kelompok yang solid. Tentu saja, ada cara untuk menangani hal tersebut dan kami tidak ingin kehilangan kekuatan di lapangan, tapi kami adalah kelompok yang solid.”
“Kami telah bekerja keras sepanjang minggu ini, memiliki minggu yang baik, memiliki beberapa momen hebat dalam pertandingan, tapi ini adalah insiden yang tidak diinginkan yang harus kami hadapi dan diskusikan, padahal seharusnya kita membicarakan tentang pertandingan.”
“Tentu saja, ketika insiden seperti itu terjadi dalam pertandingan, itu adalah hal pertama yang kita diskusikan.”
Wolves juga mengkonfirmasi dalam sebuah pernyataan, “Rasisme atau diskriminasi dalam bentuk apapun adalah tidak dapat diterima dan tidak boleh dibiarkan tanpa penolakan, dan Wolves akan mengajukan keluhan resmi kepada UEFA terkait insiden tersebut.”
Peristiwa ini sekali lagi mengingatkan kita akan pentingnya untuk terus mengedepankan nilai-nilai sportivitas dan menghormati sesama, baik di dalam maupun di luar lapangan. Semoga tindakan rasial seperti ini tidak lagi terjadi di dunia sepakbola, dan semoga semua pihak dapat belajar dari insiden ini untuk menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan menghargai keragaman.
Kejadian ini juga menjadi pengingat bagi kita semua bahwa sepakbola bukan hanya tentang skor dan kemenangan, tetapi juga tentang sikap dan nilai-nilai yang kita junjung tinggi. Semoga kasus ini dapat dijadikan momentum untuk lebih peduli dan bertindak dalam menghadapi segala bentuk diskriminasi, termasuk rasial, di dunia sepakbola, dan juga di masyarakat secara lebih luas. Semoga kita semua dapat bersama-sama menciptakan lingkungan yang aman, adil, dan inklusif bagi semua orang.