Fakhri Husaini Minta PSSI Fokus pada Pengembangan Sepak Bola Usia Muda
Mantan pelatih Timnas Indonesia U-16 dan U-19, Fakhri Husaini, memberikan peringatan kepada PSSI terkait tugas besar yang harus diemban setelah Piala Dunia U-17 2023. Menurut Fakhri, Piala Dunia U-17 2023 akan memberikan banyak pelajaran bagi Indonesia dalam hal penyelenggaraan. Namun, pelajaran teknis dalam sepak bola juga tidak boleh terabaikan.
Fakhri menekankan bahwa kejuaraan dwitahunan FIFA ini akan menjadi cerminan kualitas sepak bola usia muda Indonesia. Meskipun Indonesia U-17 belum kalah dalam dua laga di Grup A, namun statistik menunjukkan hal lain. Saat melawan Ekuador, pemain Indonesia U-17 melepas 347 umpan dengan hanya 265 yang akurat. Begitu juga saat melawan Panama, dengan melepas 346 umpan dan hanya 280 yang akurat.
Selain itu, dari statistik yang dilansir dari laman FIFA, kesiapan menerima umpan dan strategi bertahan atau menyerang masih lebih baik pada tim lawan. Fakhri menyatakan bahwa ini semua tidak lepas dari kurangnya kompetisi. Tim-tim seperti Ekuador, Panama, Spanyol, dan Inggris dapat menjadi begitu baik karena adanya kompetisi yang baik.
Fakhri menegaskan bahwa PSSI harus fokus pada pengembangan sepak bola usia muda. Kompetisi seperti Soeratin dan EPA perlu ditingkatkan kualitasnya. Jika pengembangan sepak bola usia muda terus dianaktirikan, maka sepak bola Indonesia tidak akan pernah maju. Meskipun sepak bola usia muda tidak menghasilkan uang seperti tim profesional, namun ini merupakan hal yang sangat vital.
Fakhri juga mengingatkan tentang pentingnya program-program pendidikan sepak bola seperti Diklat Ragunan, Diklat Salatiga, Diklat Ujung Pandang, Diklat Medan, dan Diklat Palembang. Semua program ini perlu diaktifkan kembali agar dapat menjadi tempat pembibitan pemain-pemain muda yang berkualitas.
Dengan demikian, Fakhri berharap PSSI dapat terus mengembangkan sepak bola usia muda. Jika hal ini terus ditingkatkan, maka masa depan sepak bola Indonesia akan menjadi lebih cerah.