Berita terbaru dari dunia sepakbola yang sedang ramai diperbincangkan adalah kepindahan Kylian Mbappé ke Real Madrid. Sebuah langkah yang telah lama dinanti-nantikan oleh sang pemain dan juga para penggemarnya di seluruh dunia. Namun, di balik kebahagiaan tersebut, ada kisah menarik yang melibatkan sang ibu, Fayza Lamari.
“Yo nunca había llorado por Kylian,” ungkap Fayza Lamari, ibu dari Mbappé, yang mengungkapkan bahwa dirinya terkejut dengan reaksi emosionalnya saat melihat presentasi sang putra berseragam Real Madrid. “Las lágrimas empezaron a brotar por la mañana, no sé por qué, quizá estaba cansada…”, tambahnya dalam wawancara dengan Le Parisien.
Kylian sendiri telah lama bermimpi untuk bermain di Real Madrid. Fayza Lamari mengingat bagaimana Mbappé bercerita tentang keinginannya untuk bergabung dengan klub raksasa Spanyol tersebut sejak usia 5 tahun. “Tenía 5 años, yo pensaba que estaba loco. Todos sus ídolos estaban allí y quería imitarlos,” cerita Fayza dalam wawancara dengan media Prancis.
Meski sebelumnya Mbappé hampir bergabung dengan Real Madrid dua tahun yang lalu sebelum memutuskan bertahan di PSG, sang ibu meyakinkan bahwa putranya tidak merasa menyesal dengan keputusannya. “¿Se arrepiente? No, no debería arrepentirse de nada. Pero si no era el Madrid, nunca habría dejado París,” jelasnya.
Saat ini, Mbappé telah memasuki dimensi baru dengan menjadi bagian dari Real Madrid. Fayza Lamari menyatakan kekagumannya terhadap klub tersebut dan merasa bahwa keputusan Kylian untuk bergabung dengan Los Blancos adalah langkah yang tepat. “Es el club más grande del mundo… El Parque de los Príncipes es extraordinario […] pero cuando llegas al Real Madrid sientes el peso de la institución,” ujarnya.
Tak hanya itu, Fayza juga memberikan penekanan pada pentingnya sikap rendah hati bagi Kylian dalam menghadapi tantangan di Real Madrid. “La carrera de Kylian no sería la misma si le hubiera faltado humildad. Tiene la capacidad de cuestionarse constantemente,” ungkapnya.
Pergantian klub dari PSG ke Real Madrid juga disamakan oleh Fayza sebagai sebuah proses yang mirip dengan perceraian. Namun, ia tetap mengucapkan terima kasih kepada PSG atas kesempatan yang telah diberikan kepada Kylian sejak usia muda. “Hoy, Kylian está en Madrid y podemos agradecérselo no sólo al Mónaco, sino también al PSG,” jelasnya.
Terkait dengan utang bonus dan gaji yang masih harus dibayarkan oleh PSG kepada Kylian, Fayza menyerahkan sepenuhnya kepada perwakilan sang putra namun tetap berharap agar masalah tersebut dapat segera terselesaikan. “Ahora está en manos de los representantes de Kylian. Pero confío en que el PSG lo resuelva rápidamente… Espero que todo esto no empañe todo lo que hemos vivido. Quiero recordar lo positivo del PSG,” ungkapnya.
Pada akhirnya, Fayza menegaskan bahwa semua perjuangan dan halangan yang telah dihadapi adalah bagian dari perjalanan masa lalu. “Todo eso es ya pasado, el presente reluce de color blanco. Mbappé lo ha logrado: va a jugar en el Real Madrid. Lo que soñaba desde que tenía cinco años,” tutupnya.
Dengan kepindahan Kylian Mbappé ke Real Madrid, banyak harapan dan ekspektasi yang tertuju pada sang pemain untuk dapat memberikan kontribusi besar bagi tim. Semoga langkahnya ini membawa kesuksesan dan prestasi gemilang di Liga Spanyol serta kompetisi lainnya.