Bologna telah mencatatkan sejarah dengan meraih gelar Coppa Italia setelah mengalahkan AC Milan, sebuah momen yang sangat berarti bagi manajer Vincenzo Italiano. Kemenangan ini menjadi titik balik dalam kariernya, terutama setelah mengalami dua kekalahan di final sebelumnya saat melatih Fiorentina.
Pada Rabu malam, Italiano mengarungi final ketiganya secara berturut-turut. Sebelumnya, timnya, La Viola, harus menelan pil pahit setelah kalah dari Olympiakos di final Liga Konferensi Eropa musim lalu, serta kekalahan di final Liga Konferensi Eropa 2022/23 melawan West Ham. Kritikan pun mengalir deras kepadanya, terutama terkait ketidakmampuannya untuk beradaptasi dengan situasi permainan di dua final tersebut.
Awal musim ini, banyak yang meragukan kemampuan Italiano untuk membawa Bologna berprestasi. Timnya memulai musim dengan lambat, namun seiring berjalannya waktu, performa mereka semakin membaik. Meskipun demikian, keraguan tentang kapasitasnya untuk bersaing di level tertinggi masih menyelimuti. Kemenangan di final Coppa Italia ini menjadi jawaban atas semua pertanyaan dan keraguan itu.
Bagi Italiano, kemenangan ini bukan hanya tentang gelar, tetapi juga tentang pembuktian diri. Dia sebelumnya juga mencapai final Coppa Italia dengan Fiorentina di musim 2022/23, namun harus puas dengan kekalahan dari Inter Milan. Kemenangan ini menjadi penebusan bagi Italiano dan membuktikan bahwa dia mampu membawa timnya meraih sukses.
Bologna sendiri merayakan pencapaian luar biasa ini, karena ini adalah final Coppa Italia pertama mereka dalam 51 tahun terakhir. Gelar ini sangat berarti bagi klub yang telah membangun identitas yang kuat dalam dua musim terakhir di bawah kepemimpinan Giovanni Sartori.
Dengan kemenangan ini, harapan untuk masa depan yang lebih cerah bagi Bologna semakin terbuka lebar. Italiano kini bisa melanjutkan perjalanan kariernya dengan lebih percaya diri, dan penggemar Bologna tentu berharap ini adalah awal dari era baru yang penuh prestasi bagi klub kesayangan mereka.