Tottenham Hotspur baru saja merasakan kekecewaan besar setelah Arsenal berhasil mengalahkan mereka dalam perburuan Eberechi Eze, pemain Crystal Palace yang sempat menjadi target utama Spurs. Sebelumnya, Tottenham dan Eze telah sepakat untuk transfer, tetapi Arsenal datang dengan tawaran yang lebih menggoda, terutama setelah cedera yang dialami Kai Havertz. Dalam waktu singkat, Gunners berhasil menyelesaikan kesepakatan dan kini tinggal menunggu formalitas untuk menyelesaikan transfer tersebut.
Kekalahan ini menjadi momen yang menyakitkan bagi Spurs, terutama setelah mereka kehilangan James Maddison dan Son Heung-min. Dengan situasi ini, Tottenham merasa perlu menambah kreativitas di lini tengah mereka, dan Eze dianggap sebagai solusi ideal. Namun, situasi berubah drastis ketika Arsenal kembali menunjukkan minat terhadap Eze, yang membuat Spurs terkejut.
Menurut laporan dari TBR Football, Tottenham sebenarnya sudah merasakan ada yang tidak beres terkait kesepakatan Eze. Keterlambatan dalam menyelesaikan transfer membuat mereka curiga. Meski kecewa kehilangan pemain berkualitas seperti Eze, Spurs merasa bahwa situasi ini bisa saja terjadi. Graeme Bailey, koresponden utama TBR Football, menjelaskan bahwa meskipun pemain dan pelatih tidak terlalu merasakan dampaknya, klub sempat yakin bahwa kesepakatan dengan Eze sudah final.
“Pada hari Selasa, Palace datang kembali dengan beberapa syarat yang tidak terlalu aneh, tetapi sedikit tidak biasa, yang membuat Spurs berpikir: ‘Mengapa kamu meminta ini? Ada apa di sini?’ Mereka merasa ada yang tidak beres,” ungkap Bailey. “Saya rasa kekecewaan bukanlah kata yang tepat – lebih kepada frustrasi. Namun, jelas Eze adalah pemain Palace untuk mereka kelola sesuai keinginan mereka. Pada akhirnya, Palace hanya mencari kesepakatan terbaik.”
Tottenham sebelumnya sudah bersedia membayar £68 juta untuk Eze, dan dari sudut pandang Palace, mereka mungkin tidak terlalu peduli siapa yang akan mendapatkan Eze, apakah itu Spurs atau Arsenal. Meskipun Spurs lebih dekat secara geografis, keduanya tidak dianggap sebagai rival yang signifikan. Palace tetap akan mendapatkan jumlah uang yang sama.
Meskipun ada frustrasi di pihak Spurs, mereka tampaknya mengambil sikap pragmatis. “Ini adalah sepak bola,” kata Bailey. “Mereka telah mengambil keuntungan dari situasi serupa di masa lalu, jadi saya rasa mereka tidak terlalu merasa pahit tentang hal ini.”
Kini, Tottenham harus menghadapi kenyataan pahit ini dan mencari alternatif lain. Mereka sebelumnya juga gagal mendapatkan Morgan Gibbs-White dari Nottingham Forest setelah mengaktifkan klausul pelepasannya. Dalam beberapa hari ke depan, Spurs akan mengalihkan perhatian mereka ke target baru, dengan Savinho dari Manchester City menjadi salah satu opsi yang dipertimbangkan. Namun, mendapatkan pemain dari tim sekelas City bukanlah hal yang mudah, mengingat Pep Guardiola kemungkinan besar akan berusaha untuk memblokir transfer tersebut.
Semua mata kini tertuju pada Tottenham untuk melihat langkah apa yang akan mereka ambil setelah kehilangan Eze. Penggemar Liga Inggris di Indonesia pasti tak sabar menantikan perkembangan selanjutnya dari tim yang satu ini. Dengan bursa transfer yang masih berlangsung, Spurs harus segera menemukan solusi untuk memperkuat skuad mereka agar bisa bersaing di liga.

