Milan harus menghadapi kenyataan pahit setelah tersingkir dari Liga Champions, usai ditahan imbang 1-1 oleh Feyenoord di San Siro, setelah sebelumnya kalah 0-1 di kandang lawan. Pertandingan ini menyisakan banyak pembicaraan, terutama mengenai performa Theo Hernandez yang menjadi sorotan utama.
Theo, bek kiri asal Prancis, harus meninggalkan lapangan lebih awal setelah menerima kartu merah di babak kedua. Dia sebelumnya sudah mendapatkan kartu kuning di babak pertama, dan kartu merah tersebut terkesan sepele, seolah dia tidak terlalu peduli dengan konsekuensinya. Hal ini mencerminkan pola yang telah terlihat sepanjang musim ini, di mana banyak pihak mulai meragukan komitmen dan kualitas permainan Theo.
Musim ini, performa Theo sering kali mengecewakan. Dia tampak tidak mampu menunjukkan kemampuan terbaiknya, bahkan sering kali diabaikan oleh lawan. Sikapnya di lapangan juga menjadi sorotan, dengan banyak yang mempertanyakan kemampuannya untuk memimpin tim. Semua ini menciptakan kesan bahwa dia sedang mengalami penurunan performa yang signifikan.
Hari ini, semua masalah tersebut muncul ke permukaan, dan pertandingan ini seolah menjadi simbol dari penurunan karier seorang pemain yang beberapa bulan lalu dianggap sebagai salah satu yang terbaik di posisinya. Theo kehilangan aura tak tergantikan dan keandalan yang selama ini melekat padanya, yang terlihat jelas dalam setiap pertandingan yang dia jalani.
Dengan kondisi ini, tidak mengherankan jika banyak yang berpendapat bahwa laga hari ini bisa jadi menandai akhir perjalanan Theo Hernandez di AC Milan. Jika performanya tidak membaik, masa depannya di klub ini bisa saja terancam. Penggemar dan analis sepak bola di seluruh dunia akan terus mengamati langkah selanjutnya dari bek yang dulunya menjadi andalan ini. Apakah dia akan mampu bangkit dari keterpurukan ini, atau justru harus mencari tantangan baru di klub lain? Hanya waktu yang akan menjawab.